Dalam ajaran Buddha, dosa ( bahasa Pali: dosa; bahasa Sanskerta: dveṣa) berarti kebencian, marah, merusak, tidak suka, tidak senang, tidak puas, tidak penerimaan, yang tergolong penolakkan. [1] Dosa merupakan salah satu penyebab perbuatan buruk ( akusalakamma) dari tiga awal permulaan kejahatan atau tiga akar kejahatan ( bahasa Pali: ti
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan. ”. Hadits ini shahih. Sebuah ukuran kebaikan dan keburukan yang berlaku pada setiap manusia. Atau dengan kata lain kapan suatu perbuatan dapat dinilai baik dan buruk. Olehnya itu, mengenai persoalan apa yang menjadi standarisasi dan landasan dari konsep kebaikan dan keburukan dapat kita tinjau di dalam beberapa perspektif; 1.Kesadaran Akal. 2.Kemanfaatannya. 3.Budaya. Pendapat kedua, yang dimaksud dengan Allah mengganti kejelekan dengan kebajikan adalah di akhirat kelak. Yang berpendapat seperti ini adalah Salman radhiyallahu ‘anhu, Sa’id bin Al Musayyib, dan ‘Ali bin Al Husain. ‘Amr bin Maimun berkata, “Allah akan mengganti kejelekan seorang mukmin dengan kebaikan jika ia mendapat pengampunan Allah. HIDAYATUNA.COM – Sebagai manusia tentu tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Sekarang bukan soal kesalahannya itu yang mesti diratapi, namun bagaimana kita memperlakukan diri dengan melakukan kebaikan setelah kesalahan. Sebagaimana hadis dari Abu Dzar, Jundub bin Junada, dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal ra. . 317 331 463 25 446 57 336 351

satu kesalahan menghapus semua kebaikan